Pembelajaran India Mengurangi Angka Kemiskinan
  28 Januari 2025
Pembelajaran India Mengurangi Angka Kemiskinan
Presiden Indonesia dan PM India. Sumber: Sekretariat Kepresidenan RI.

Satu hal yang dibahas Presiden Prabowo dalam kunjungan ke India pada Sabtu (25/1) kemarin ialah bagaimana soal pengentasan kemiskinan. India, dengan lebih dari 1,4 miliar penduduk, menghadapi tantangan besar dalam isu ini. Lebih dari 270 juta orang masih hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem (sumber: World Bank, 2021).

Pun demikian, India telah berhasil membuat kemajuan signifikan. Ada empat pembelajaran yang bisa dipetik. Pertama, India telah mengalami transformasi ekonomi yang besar sejak liberalisasi pada tahun 1991. Reformasi ekonomi ini membuka pasar dan mendorong pertumbuhan sektor swasta. Menurut data Bank Dunia, India mencatatkan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 7-8% per tahun selama dua dekade terakhir, yang mendorong penurunan tingkat kemiskinan.

Pada 2005, 38% dari populasi India hidup di bawah garis kemiskinan internasional ($1,90 per hari). Namun, pada 2019, angka ini turun menjadi sekitar 21,9% (World Bank). Ini tentu pencapaian signifikan dalam meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan. Pun begitu masih ada ketimpangan besar antara urban dan rural.

Kedua, salah satu langkah terpenting dalam mengentaskan kemiskinan di India adalah keberhasilan program jaminan sosial seperti Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Act (MGNREGA). Program ini, yang diluncurkan pada 2005, memberikan jaminan pekerjaan bagi rumah tangga miskin di pedesaan dengan upah layak. Pada 2020-2021, MGNREGA memberikan lebih dari 400 juta hari kerja kepada keluarga miskin pedesaan, yang setara dengan membantu sekitar 20 juta keluarga mendapatkan penghasilan tetap. Selain itu, program Ayushman Bharat, yang menyediakan asuransi kesehatan untuk 500 juta orang dari keluarga miskin, merupakan contoh lain dari upaya pemerintah India untuk mengurangi beban biaya kesehatan yang menjadi penyebab kemiskinan.

Ketiga, pemerintah tanah Hindustan ini juga telah menunjukkan komitmen besar dalam sektor pendidikan untuk mengatasi kemiskinan. Ada berbagai program (contohnya Sarva Shiksha Abhiyan) untuk meningkatkan akses bagi anak-anak dari keluarga miskin, terutama di daerah pedesaan. Pada 2011, tingkat melek huruf di India tercatat 74%, dan pada 2021 diperkirakan mencapai lebih dari 80%, dengan anak perempuan semakin banyak mengakses pendidikan. Pemberdayaan perempuan menjadi fokus utama dalam kebijakan India. Data menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam angkatan kerja di India mencapai 27% pada 2021 (International Labour Organization). Ini merupakan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.

Keempat, sektor teknologi dan inovasi digital telah memainkan peran besar dalam mempercepat inklusi ekonomi di India. Program seperti Pradhan Mantri Jan Dhan Yojana (PMJDY), yang memberikan akses ke layanan perbankan bagi keluarga miskin, telah membuka jalan bagi inklusi keuangan digital.